Cara mengajari anak untuk berbagi – Anak-anak perlu mempelajari banyak hal, salah satunya adalah saling berbagi. Keterampilan ini haruslah si kecil kuasai agar bisa membangun hubungan yang baik dengan orang lain nantinya. Sayangnya, mengajarkan anak untuk berbagi bukan sebuah tugas yang mudah.

Selama masa perkembangan kognitif dan fisik anak, kemampuan berbagi yang mereka miliki bisa membantu mendukung tumbuh kembangnya. Memberi pengajaran untuk berbagi sama saja dengan memberi tahu si kecil mengenai konsep ‘memberi’.

Dengan cara ini, anak akan belajar bahwa ketika memberikan sesuatu kepada orang lain, kebaikan tersebut akan digantikan kembali kepada diri kita dengan cara yang tidak terduga.

Secara tidak langsung, Bunda telah mengajarkan anak untuk berbagi sekaligus mendidik bagaimana cara bernegosiasi dan bergiliran dalam melakukan sesuatu. Berbagai hal tersebut sangat penting untuk dipelajari dan dimiliki anak sejak dini hingga tumbuh dewasa nantinya.

Berikut ini adalah beberapa cara mengajari anak untuk berbagi yang bisa Bunda coba, di antaranya:

Mengajarinya di usia yang tepat

Berbagi sejatinya merupakan salah satu bagian dari empati. Biasanya, anak-anak belum bisa mengembangkan rasa empati dengan baik di usia di bawah enam tahun. Bunda perlu mengajari anak untuk berbagi dengan mempertimbangkan usia tersebut.

Anak bisa saja merasa frustasi ketika Bunda mengajarinya lebih awal. Alih-alih mau mengerti, Bunda justru semakin kesulitan mengajarkan anak agar mau berbagi. Usia yang paling untuk mengajari anak yakni sekitar 3 – 4 tahun, di mana mereka mulai bermain dan bekerja sama dengan sebayanya.

Mungkin, di awal-awal masih sulit bagi anak. Namun, lama-kelamaan si kecil akan lebih memahami bahwa berbagi apa yang dia miliki kepada orang lain itu baik.

Baca Juga  Cara Melihat Gaya Rambut Mullet Cocok atau Tidak

Menjelaskan arti berbagi

Alangkah baiknya jika Bunda memberikan pemahaman sederhana sebelum mengajarkan anak untuk berbagi. Misalkan, beri tahu bahwa berbagi tidak selalu memberikan apa yang dia punya. Namun, berbagi juga mempunyai arti sebagai meminjamkan suatu benda.

Berarti, anak tidak perlu khawatir sebab benda tersebut akan kembali padanya. Dengan pemahaman seperti itu, anak jadi tidak menolak untuk memainkan mainan secara bergiliran dengan teman sebayanya.

Tidak boleh memaksa

Melakukan cara mengajari anak untuk berbagi memang penting, namun jangan sampai Bunda memaksanya. Bunda tetap harus menghargai kemauan si kecil, terlebih jika dia ternyata cukup selektif. Contohnya, anak hanya mau meminjamkan mobil-mobilan, namun tidak ingin meminjamkan robot-robotannya.

Jika sudah seperti itu, Bunda tidak boleh memaksanya untuk meminjamkan robot-robotan miliknya. Mungkin, Bunda dan si kecil perlu menyortir barang mana yang boleh dipinjamkan atau tidak sebagai tahap awal. Jangan khawatir, seiring berjalannya waktu rasa empati anak akan berkembang dan tidak lagi menjadi pemilih dalam berbagi.

Menjadi contoh

Anak-anak merupakan peniru ulung, yang berarti mereka bisa meniru banyak hal dari orang-orang di sekitarnya, terutama Ayah dan Bunda. Orang tua bisa memberikan contoh seperti meminta izin ketika anak membawa sesuatu, “Wah, coklatnya kelihatan enak. Bunda boleh minta sedikit?”

Percakapan kecil semacam ini secara tidak langsung mengajarkan bahwa berbagi itu bisa membuat orang lain senang. Atau memberikan pujian jika ada orang lain atau teman sebayanya berbagi sesuatu dengan si kecil. Hal ini bisa memotivasi anak untuk melakukan hal yang serupa.

Jangan lupa untuk mengajari anak berterima kasih ketika mereka mendapatkan sesuatu dari orang lain. Beberapa perilaku di atas akan membuat anak belajar dari orang-orang di sekelilingnya, bahwa berbagi merupakan suatu hal yang tidak sulit untuk dilakukan.

Baca Juga  6 Rekomendasi APD Untuk Memenuhi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Demikianlah beberapa tips atau cara mengajari anak untuk berbagi yang bisa Bunda coba di rumah. Cari tahu lebih banyak tentang artikel pendidikan dan parenting di Gurunda. Semoga bermanfaat, ya!

Bagikan: