Cara mendidik siswa berkebutuhan khusus – Setiap anak yang lahir di dunia sejatinya mempunyai bakat masing-masing. Tidak terkecuali anak-anak berkebutuhan khusus. Sayangnya, keberadaan anak berkebutuhan khusus di sekolah tak jarang menjadi objek perundungan oleh teman-temannya.
Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), tercatat dalam kurun waktu 2011 hingga 2019 baik di bidang pendidikan dan sosial, angka perundungan kepada siswa berkebutuhan khusus mencapai 2.473 laporan. Melihat angka tersebut dan kemungkinan grafiknya terus meningkat, peran guru sebagai pengganti orang tua perlu memberikan perhatian khusus.
Guru sebagai pendidik memiliki tanggung jawab tidak hanya kemampuan kognitif dari anak berkebutuhan khusus, melainkan juga membentuk mental dan karakter siswa tersebut. Dengan demikian, diharapkan tumbuhnya rasa percaya diri dari anak berkebutuhan khusus bisa meminimalisir, bahkan menghilangkan perundungan yang dialaminya.
Adapun beberapa cara mendidik siswa berkebutuhan khusus dari Gurunda yang bisa Anda praktikkan ialah sebagai berikut:
Menahan Diri untuk Memberikan Bantuan
Anda perlu menanamkan dalam diri bahwa tugas atau peran utama sebagai guru adalah mendidik bukan membantu anak. Mendidik berfokus pada memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar.
Sementara membantu, itu lebih terfokus pada penyelesaian tugas dengan waktu yang cepat. Seminimal mungkin, Anda harus bisa menahan diri untuk tidak memberikan bantuan kepada mereka, kecuali jika siswa benar-benar sedang butuh bantuan. Biarkan anak melakukan eksplorasi dengan dirinya sendiri.
Melatih Siswa Belajar dari Kesalahan
Bukan berarti Anda membiarkan siswa berkebutuhan khusus melakukan kesalahan secara terus menerus, ya. Pastikan bahwa mereka bisa belajar dari kesalahan yang telah diperbuat. Bicarakan dengan anak saat mereka melakukan sebuah kesalahan. Bantu dengan cara melatih kemampuan eksplorasinya untuk memikirkan, “kenapa hal ini bisa salah”.
Jangan lupa untuk mengajarkan cara menghindari kesalahan yang sama. Bagi anak-anak yang kesulitan dalam berkomunikasi, Anda bisa memberikan informasi secara sederhana dan menyesuaikan dengan batas pemahaman anak.
Mencatat Data Perkembangan Kemandirian Anak
Anda perlu mencatat perkembangan data kemandirian anak. Sebab, hal ini bisa membantu untuk memantau dan membandingkan kemampuan anak sebelum dan sesudah penerapan strategi yang Anda lakukan.
Dari data yang Anda punya, nantinya bisa dibuatkan desain pembelajaran yang sesuai agar dampaknya lebih signifikan. Tidak hanya itu saja, data tersebut juga bisa Anda informasikan kepada orang tua supaya bisa saling bersinergi memperlakukan anak dengan baik, entah di lingkungan sekolah maupun rumah.
Ajari Siswa untuk Percaya Diri Menolak Bantuan
Mengambil buku atau berpindah tempat duduk merupakan hal yang mudah bagi anak-anak pada umumnya. Namun, anak-anak spesial ini berbeda, karena melakukan hal tersebut adalah hal yang besar dan perlu adanya kepercayaan diri.
Maka dari itu, Anda bisa melatih menumbuhkan kepercayaan diri dalam diri mereka serta tidak harus meminta bantuan orang lain. Ajarkan pula kapan waktunya mereka harus meminta bantuan. Apabila rasa percaya diri sudah tertanam, maka siswa tidak akan selalu bergantung kepada orang lain.
Berikan Siswa Kesempatan untuk Berinteraksi dengan Orang Lain
Teman sebaya bisa menjadi lingkungan yang bisa mengembangkan kemampuan anak berkebutuhan khusus untuk berinteraksi, selain dari lingkungan keluarga. Anda sebagai guru perlu memastikan bahwa teman sebayanya juga merasa nyaman dan tidak terpaksa ketika menjadi role model temannya yang ‘spesial’.
Dengan memiliki hubungan yang baik antar teman sebayanya, siswa berkebutuhan khusus bisa melihat rasa percaya diri dan kemandirian dalam diri temannya. Akhirnya, perundungan atau bullying bisa hilang dengan sendirinya jika di antara mereka bisa saling mengerti dan memahami.
Demikianlah beberapa cara mendidik siswa berkebutuhan khusus yang bisa Anda praktikkan di sekolah. Semoga ulasan ini bisa menambah wawasan dan memberikan manfaat, ya!