Pernikahan bukanlah perjalanan akhir dari sebuah hubungan dua anak manusia, justru pernikahan adalah gerbang permulaan dari setiap proses kehidupan yang akan dijalani oleh pasangan. Hubungan pernikahan yang harmonis dan bahagia tentu tidak bisa kamu dapatkan secara instan.

Butuh usaha, tekad dan pengorbanan untuk mempertahankan kelangsungan rumah tangga dari kedua belah pihak. Ada beberapa fase yang akan kamu dan pasangan hadapi dalam menjalani kehidupan pernikahan. Fase-fase tersebut akan menjadi pondasi dasar untuk membangun ikatan yang lebih solid.

Dengan begitu, kehidupan pernikahanmu bisa langgeng dan mampu bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan yang berdatangan silih berganti. Berikut ini beberapa fase dalam pernikahan yang akan kamu hadapi bersama pasangan. Simak baik-baik, ya!

Momen pengantin baru yang sedang berbunga-bunga

Fase ini biasanya terjadi di awal-awal pernikahan. Kamu dan pasangan akan melihat satu sama lain dengan antusias, gembira dan penuh cinta. Kamu pun merasa berdebar-debar ketika membayangkan akan melakukan hal yang benar-benar baru di kehidupanmu.

Hanya ada senyuman dan perasaan yang berbunga-bunga, sama sekali tidak ada perkelahian. Ini adalah fase di mana cinta yang suami istri rasakan benar-benar buta. Kamu tidak terlalu peduli dengan hal-hal lainnya, kecuali perasaan yang menyenangkan saat bisa menghabiskan waktu bersama.

Menghadapi Realita yang Tidak Sesuai Ekspektasi 

Waktu yang membahagiakan rasanya selalu terjadi dalam sekejap mata. Akan ada kebohongan, perselisihan dan mungkin juga pertengkaran besar. Kondisi tersebut bisa semakin memburuk apabila ada keluarga atau teman yang mulai ikut campur memberi nasihat.

Kamu pun akan melihat sosok suami/istri apa adanya dengan segala kekurangan yang ada pada dirinya. Fase dalam pernikahan ini membuatmu merasa bingung, ragu, dan sedih. Akan tetapi, jika kamu dan pasangan bisa lapang data menerima segala kekurangan pasangan, maka fase ini akan terlewati dengan baik.

Baca Juga  Wajib Coba, 6 Genre Musik yang Membantumu Kembali Fokus

Bisa juga kondisi semakin berat ketika ditimpa ujian istri tak kunjung hamil entah karena faktor apa? Padahal, masalah ini sebenarnya tak boleh menjadi biang konflik. Karena urusan hamil sejatinya kehendak Tuhan. Meski kita sudah berusaha konsultasi ke dokter spesialis anak di Blitar, kalau Tuhan belum berkehendak ya tidak bisa, kan?

Percaya Diri Mengatasi Segala Cobaan

Pada fase ini, pasangan suami dan istri telah mengenal serta memahami satu sama lain pada tingkatan yang lebih dalam. Kamu dan pasangan mulai percaya diri dalam menghadapi berbagai cobaan yang menerpa rumah tangga dan mengatasinya dengan baik.

Meskipun hubungan suami dan istri tak lagi mendebarkan selayaknya fase di awal pernikahan, di fase ini kamu akan tumbuh dewasa bersama dengan pasangan. Kamu akan belajar untuk berkompromi, serta menghormati kebutuhan dan keinginan satu sama lain.

Percaya Bahwa Pasangan Adalah Teman Hidup yang Tepat

Pada dasarnya, di fase ini kamu dan pasangan telah menemukan cinta yang tulus dan perasaan cinta yang luar biasa untuk satu sama lain. Suami dan istri telah melalui banyak hal dan sama-sama menumbuhkan rasa saling percaya.

Memiliki perspektif dan penilaian yang berbeda adalah suatu hal yang wajar, asalkan kamu tetap percaya bahwa pasanganmu kini adalah teman hidup yang sempurna dan layak untuk dipertahankan. Fase dalam pernikahan ini adalah di mana kamu dan pasangan menyadari dan tidak membayangkan hidup tanpa kehadiran satu sama lain.

Apabila pasangan suami dan istri bisa cukup dewasa dan bijaksana dalam menghadapi berbagai persoalan hidup yang pasti akan selalu datang, maka fase ini pun bisa berlangsung selamanya.

Nah, itulah fase-fase dalam pernikahan yang akan dihadapi oleh semua pasangan suami dan istri. Kunci dari berhasilnya kamu melewati semua fase tersebut adalah komitmen dan kepercayaan untuk satu sama lain. Serta, sikap yang bijaksana dalam menghadapi seluruh persoalan yang menerpa kehidupan rumah tangga besama pasangan. Semoga bermanfaat, ya!

Baca Juga  Anak Suka Begadang? Ini Cara Mengatur Jam Tidurnya
Bagikan: